https://jurnal.lldikti4.or.id/index.php/jurnaltekno/issue/feedJurnal Tekno Insentif2024-08-23T18:36:30+07:00(admin) Andri Budi Santosojurnal@lldikti4.idOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Tekno Insentif</strong> dengan <strong>ISSN cetak</strong> <strong><a href="http://u.lipi.go.id/1180426365">1907-4964</a></strong> dan <strong>ISSN elektronik</strong> <strong><a href="http://u.lipi.go.id/1539312833">2655-089X</a></strong> diterbitkan 2 (dua) kali dalam satu tahun oleh LLDIKTI Wilayah IV yaitu bulan April dan Oktober. Pada tanggal 01 April 2020, Jurnal Tekno Insentif telah berstatus sebagai<strong> Jurnal Nasional Terakreditasi Peringkat 3</strong> sesuai dengan <strong>SK No. 204/E/KPT/2022</strong>. Jurnal ini berisi tulisan hasil penelitian dan kajian analisis di bidang Teknik yang diseleksi dengan <strong>sistem Blind Review</strong>. <strong>Software Ithenticate</strong> digunakan sebagai tool untuk menjaga tingkat plagiarisme tetap dibawah ketentuan.</p>https://jurnal.lldikti4.or.id/index.php/jurnaltekno/article/view/1400Perencanaan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)2024-08-23T18:35:46+07:00Etih HartatiVerinaelvira023@gmail.comVerina Elviraverinaelvira023@gmail.com<h2>Abstrak</h2> <p>Industri manufaktur merupakan sektor penting yang memenuhi kebutuhan masyarakat namun bahan yang digunakan memiliki sifat berbahaya dan beracun. Industri manufaktur dapat menghasilkan limbah B3 yang membahayakan kesehatan pekerja dan pencemaran lingkungan. Sehingga perlu dilakukan perencanaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3. Tujuan penelitian adalah merencanakan TPS limbah B3 sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tahap awal perencanaan ini adalah pengumpulan data primer berupa jenis, jumlah, dan karakteristik limbah B3. Setelah melakukan pengumpulan data, tahap selanjutnya melakukan perencanaan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku, yaitu PerMenLHK nomor 6 tahun 2021, SNI 02-6572-2001, SNI 03-6575-2001, dan PerMenaKer dan transmigrasi nomor 15 tahun 2008. Hasil dari perencanaan membutuhkan lahan seluas 30 m<sup>2</sup> didalam-Nya membutuhkan 1 buah bak penampung dengan dimensi panjang, lebar dan tinggi berturut-turut 1 m x 0,5 m x 0,5 m, 2 buah <em>smoke detector</em>, ventilasi udara luas minimal 2,47 m<sup>2</sup>, dan 3 buah lampu LED masing-masing daya 18 watt.</p> <h2>Abstract</h2> <p><em>The manufacturing industry is an important sector that meets the needs of society, but the materials used have hazardous and toxic properties. The manufacturing industry can produce hazardous waste that endangers workers' health and environmental pollution. So, planning a B3 Waste Temporary Storage Site (TPS) is necessary. The research aims to plan B3 waste TPS by applicable regulations. The initial stage of this planning is the collection of primary data in the form of types, amounts, and characteristics of B3 waste. After collecting data, the next stage is to carry out planning by applicable regulations, namely PerMenLHK number 6 of 2021, SNI 02-6572-2001, SNI 03-6575-2001, and PerMenaKer and transmigration number 15 of 2008. The results of the planning require a land area of 30 m2 in which it requires 1 reservoir with dimensions of length, width, and height of 1 m x 0.5 m x 0.5 m respectively, 2 smoke detectors, air ventilation with a minimum area of 2.47 m2, and 3 LED lights of 18 watts each.</em></p>2024-04-30T00:00:00+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.lldikti4.or.id/index.php/jurnaltekno/article/view/1367Analisis Energi dan Eksergi Generator dan Turbin Uap untuk Pompa Air pada Kapal Laut2024-08-23T18:35:54+07:00Khairul Aslamkhairul.aslam@yahoo.comDani Rusirawandanir@itenas.ac.id<h2>Abstrak</h2> <p>Sebagian besar kapal laut masih menggunakan mesin diesel sebagai penggerak. Namun pada jenis kapal tertentu, penggeraknya sudah berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Turbin uap digunakan tidak hanya untuk penggerak baling-baling kapal, tetapi juga berguna sebagai penggerak pompa MFP. Pengukuran dilakukan di semua kondisi operasi mulai dari kapal berakselerasi, beroperasi maksimum, hingga kembali berhenti. Berdasarkan berbagai evaluasi dan analisis diperoleh bahwa efisiensi energi dan eksergi dari turbin berdaya rendah bervariasi antara 46% sampai 62%. Suhu lingkungan memiliki pengaruh terhadap nilai efisiensi eksergi turbin, setiap perubahan suhu lingkungan sebesar 10°C menyebabkan perubahan efisiensi eksergi kurang dari 1%. Efisiensi eksergi tertinggi dicapai pada suhu lingkungan terendah, sedangkan efisiensi tertinggi untuk turbo-generator dicapai di angka 71.5% dan efisiensi tertinggi untuk penggerak MFP dicapai pada daya turbin maksimum. Untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisiasi sistem yang lebih baik, sistem penggerak MFP dapat disubstitusi menggunakan motor listrik dan akan meningkatkan efisiensi energi dan eksergi turbo-generator senilai 1%-3%.</p> <h2>Abstract</h2> <p><em>Most ships still use diesel engines as propulsion. However, on certain types of ships, the propulsion is based on steam power plants. Steam turbines are used not only to drive ship propellers, but are also useful as MFP drives. Measurements are carried out in all operating conditions starting from accelerating, maximum operating, until it stops again. Based on various evaluations and analyzes it was found that the energy and exergy efficiency of low-power turbines varies between 46% to 62%. </em><em>Ambient temperature has an influence on the turbine exergy efficiency value, every change in </em><em>ambient temperature of 10°C causes a change in exergy efficiency of less than 1%. The highest exergy efficiency was achieved at the lowest ambient temperature, while the highest efficiency for the turbo-generator was achieved at 71.5% and the highest efficiency for the MFP drive was achieved at maximum turbine power. To obtain better system efficiency and optimization, the MFP drive system can be substituted using an electric motor and will increase energy efficiency and turbo-generator exergy by 1% - 3%.</em></p>2024-04-30T00:00:00+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.lldikti4.or.id/index.php/jurnaltekno/article/view/1342Evaluasi Pencairan Batubara Langsung Dan Tidak Langsung Terhadap Parameter Operasi PLTU2024-08-23T18:36:04+07:00Dalmasius Ganjar Subagiodalm001@brin.go.idDani RusirawanRusirawan@gmail.com<h2>Abstrak</h2> <p>Pembangkit listrik tenaga uap adalah pembangkit listrik yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya. Batubara merupakan jenis batuan sedimen, dengan kandungan karbon sebagai mineral utama dan juga hidrogen, belerang serta oksigen dalam mineral sekundernya. Tingginya kandungan senyawa ini membuat batubara mudah terbakar. Di Indonesia, dengan meningkatnya kegiatan industri dan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan energi listrik juga semakin meningkat. Upaya yang dapat di tempuh oleh perusahaan untuk mendapatkan biaya operasi yang ekonomis adalah dengan mengganti pemakaian bahan bakar, pengoptimalan efisiensi dan pemeliharaan pembangkit yang sudah ada. Oleh karena itu, perlunya pergantian bahan bakar sehingga biaya produksi energi listrik lebih ekonomis. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mendalami pengetahuan tentang pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan bahan bakar batubara yang dicairkan secara langsung/Direct coal liquefaction (DCL) dan tidak langsung/Indirect Coal liquefaction (ICL).</p> <h2>Abstract</h2> <p><em>Steam power plants are power plants that use coal as fuel. Coal is a type of sedimentary rock, containing carbon as the main mineral and also hydrogen, sulfur, and oxygen in the secondary minerals. The high content of this compound makes coal flammable. In Indonesia, with increasing industrial activities and an increasing population, the need for electrical energy is also increasing. Efforts that can be taken by companies to obtain economical operating costs are by replacing fuel use, efficiency, and maintenance of existing plants. Therefore, it is necessary to replace fuel so that the cost of producing electrical energy is more economical. The aim of this paper is to deepen knowledge about steam power plants that use direct coal liquefaction (DCL) and indirect coal liquefaction (ICL) fuel. </em></p>2024-08-23T17:38:01+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.lldikti4.or.id/index.php/jurnaltekno/article/view/1263Memprediksi Tingkat Atrisi Karyawan Menggunakan Machine Learning2024-08-23T18:36:13+07:00Resa Riantiriantiresa224@gmail.comRoni Andarsyahriantiresa224@gmail.com<h2>Abstrak</h2> <p>Pengurangan karyawan dapat menjadi masalah serius bagi keunggulan kompetitif suatu organisasi dan mahal dalam hal biaya. Biaya pengurangan karyawan meliputi siklus hidup sumber daya manusia, hilangnya pengetahuan, semangat kerja, dan budaya organisasi. Atrisi karyawan terjadi secara alami dalam suatu organisasi karena berbagai faktor tak terhindarkan. Hal ini dapat menyebabkan kerugian besar bagi organisasi. Untuk mengatasi hal ini, penting bagi perusahaan untuk memahami faktor-faktor yang berpengaruh pada atrisi karyawan. Dalam penelitian ini, digunakan metode pemilihan fitur untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dan menyederhanakan pelatihan data menggunakan <em>dataset</em> atrisi <em>HR-analytics</em>. Model pembelajaran mesin seperti <em>Logistic Regression</em> dan <em>Support Vector Machine</em> digunakan untuk melatih dan mengevaluasi data. Tujuan utamanya adalah mendeteksi atrisi dengan akurasi tinggi untuk membantu perusahaan meningkatkan strategi retensi karyawan yang penting dan meningkatkan kepuasan mereka. Hasil penelitian ini dapat membantu manajemen memahami perubahan apa yang harus dilakukan di tempat kerja agar sebagian besar karyawan tetap bertahan. Ini akan membantu perusahaan dalam meramalkan pengurangan karyawan dan mengurangi biaya sumber daya manusia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi mereka.</p> <h2><em>Abstract</em></h2> <p><em>Employee attrition has a serious impact on an organization's competitive advantage and incurs high costs. These costs include the entire human resource life cycle, loss of knowledge, motivation, and organizational culture. Employee attrition occurs naturally within organizations and causes significant losses. To overcome this problem, it is important for companies to understand the factors that influence employee attrition. This research uses feature selection methods and HR analytics attrition datasets to train machine learning models such as Logistic Regression and Support Vector Machine. The goal is to detect attrition with high accuracy to improve critical employee retention and satisfaction strategies. The results assist management in understanding the workplace changes required to retain employees. This helps companies forecast attrition, reduce human resource costs, and drive economic growth.</em></p>2024-08-23T17:47:48+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.lldikti4.or.id/index.php/jurnaltekno/article/view/1232Kinetika Transesterifikasi Minyak Biji Kemiri (Aleurites moluccanus) Menjadi Fatty Acid Methyl Ester2024-08-23T18:36:23+07:00Mutiara Rengganismutiararengganis45@gmail.comHelgananta Adirya Sabian201910401096@mail.unej.ac.id<h2>Abstrak</h2> <p>Minyak biji kemiri dapat digunakan sebagai metil ester. Metil ester dapat diproduksi dengan satu metode transesterifikasi atau dengan menggabungkan metode transesterifikasi dan esterifikasi menggunakan katalis untuk mempercepat reaksi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh metil ester asam lemak dari minyak biji kemiri dengan proses transesterifikasi menggunakan variabel suhu 30°C, 40°C, 50°C pada waktu 40, 50, 60, 70, 80, 90 menit. Proses refluks dilakukan dengan variabel suhu yang telah ditentukan dan pengambilan sampel dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Pengeringan dilakukan pada titik didih etanol. Studi kinetika reaksi transesterifikasi minyak biji kemiri dapat didekati dengan orde 1 dan orde 1 semu. Nilai energi aktivasi untuk orde 1 dan orde 1 semu didapatkan sebesar 51008,05 kJ/mol.K. R<sup>2</sup> pada orde 1 dan orde 1 semu adalah 0,9982.</p> <h2>Abstract</h2> <p><em>Candlenut seed oil can be used as methyl ester. Methyl esters can be produced by a single transesterification method or by combining transesterification and esterification methods using a catalyst to speed up the reaction. This research was carried out to obtain fatty acid methyl esters from candlenut seed oil by transesterification process using variable temperatures of 30°C, 40°C, 50°C at 40, 50, 60, 70, 80, 90 minutes. methyl ester. The reflux process is carried out with a predetermined temperature variable and sampling is carried out at a predetermined time. Drying is carried out at the boiling point of ethanol. The study of the kinetics of the transesterification reaction of candlenut seed oil can be approached with order 1 and pseudo order 1. The activation energy value for order 1 and pseudo order 1 is found to be 51008,05 kJ/mol.K. R<sup>2</sup> at order 1 and pseudo order 1 is 0,9982.</em></p>2024-04-30T00:00:00+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.lldikti4.or.id/index.php/jurnaltekno/article/view/1388Produksi Karboksimetil Selulosa dari Nata De Coco dan Limbah Kertas2024-08-23T18:36:30+07:00Lukas Fernando Napitupulujabosar.panjaitan@tk.itera.ac.idJabosar Ronggur Hamonangan Panjaitanjabosar.panjaitan@tk.itera.ac.idTiurmaida Gebryela Simanjuntakjabosar.panjaitan@tk.itera.ac.idAldillah Herlambangjabosar.panjaitan@tk.itera.ac.idReni Yuniartijabosar.panjaitan@tk.itera.ac.idDennis Farina Nuryjabosar.panjaitan@tk.itera.ac.id<h2>Abstrak</h2> <p>Limbah kertas dan nata de coco merupakan material yang mengandung selulosa. Selulosa yang terdapat pada limbah kertas dan nata de coco dapat dimanfaatkan untuk memproduksi produk dengan nilai jual tinggi yaitu karboksimetil selulosa (CMC). Pada penelitian ini diteliti produksi CMC dari limbah kertas dan nata de coco serta membandingkan nilai derajat subsitusi (DS) yang dihasilkan nya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa CMC dari nata de coco memiliki derajat subsitusi tertinggi yaitu 0,661 dengan konsentrasi NaOH dan natrium monokloroasetat (NaMCA) yang digunakan sebesar 20% dan 16 gram. Sedangkan CMC dari bahan baku limbah kertas memiliki derajat subsitusi terendah yaitu 0,066 dengan konsentrasi NaOH dan NaMCA yang digunakan sebesar 10% dan 10 gram. Konsentrasi NaOH dan NaMCA mempengaruhi nilai DS CMC, dimana semakin tinggi konsentrasi NaOH dan NaMCA yang digunakan akan menghasilkan nilai DS CMC yang tinggi. Pada penelitian ini diperoleh nilai DS CMC nata de coco lebih tinggi dibandingkan dengan DS CMC limbah kertas. Nilai DS pada CMC dapat diperoleh maksimal dengan adanya proses pretreatment bahan baku dan optimasi jumlah NaOH dan NaMCA pada proses produksi CMC.</p> <h2>Abstract</h2> <p><em>Paper waste and nata de coco contain cellulose. The cellulose which found in paper waste and nata de coco can be used to produce products with high selling value, namely carboxymethyl cellulose (CMC). In this research, CMC production from paper waste and nata de coco was examined and the value of degree of substitution (DS) produced was compared. Based on research that has been carried out, it was found that CMC from nata de coco had the highest DS, namely 0.661 with NaOH and sodium monochloroacetate (NaMCA) concentration used were 20% and 16 grams. Meanwhile, CMC from paper waste raw had the lowest DS, namely 0.066 with NaOH and NaMCA concentration used were 10% and 10 grams. The concentration of NaOH and NaMCA affects the DS CMC value, where higher NaOH and NaMCA concentration used will produce higher DS CMC value. In this study, the DS CMC of nata de coco was higher than the DS CMC of paper waste. The maximum DS value in CMC can be obtained by raw materials pretreatment and optimizing the amount of NaOH and NaMCA in the CMC production process.</em></p>2024-08-23T18:26:11+07:00##submission.copyrightStatement##